- Partai Hanura Target Satu Fraksi di DPRD Sinjai
- Camat Didampingi Lurah Kampung Buyang Melakukan Mediasi Sengketa Lahan
- Muzawir sang Anggota Dewan Hanura, Puluhan Tahun Abdikan Diri Jadi Ambulance
- Tahun 2022, Ratusan Ibu Rumah Tangga di Sinjai Menjanda
- Keluarga Pasien Apresiasi Pelayanan Cuci Darah di RS Unhas yang Bersahabat
- Wakil Ketua DPC Hanura Sinjai Kembali Bantu Korban Kebakaran di Kelurahan Lappa
- Pengusaha Property Asal Sinjai Raih Penghargaan Terbanyak Jual Rumah Subsidi di Sulsel
- Partai Hanura Sinjai Kembali Gebrak Bantu Warga Korban Kebakaran di Bulupoddo
- Mansur Sebar Program Aksita Sebuah Inovasi Platform Merdeka di Sinjai
- Kerupuk Opak, Bikeru Renyah dan Gurih Makin Diminati Warga di Sinjai
Bahaya Mendiagnosis Penyakit di Internet

Apakah Anda mengunjungi "dokter Google" lebih sering dari dokter di klinik? Anda tidak sendiri. Dalam sebuah survei tahun lalu di Amerika diketahui bahwa 35 persen responden mencocokkan gejala penyakitnya di internet dan mendiagnosis dirinya sendiri.
Masih menurut survei yang dilakukan The Pew Research Center's Internet & American Life Project itu, sekitar 41 responden mengatakan diagnosis sendiri itu ternyata dikonfirmasi kebenarannya oleh dokter.
Tetapi, sekitar satu dari tiga responden mengaku tidak pernah pergi ke dokter untuk mencari opini kedua. Malahan, 18 persen responden mengatakan bahwa upaya mendiagnosis sendiri itu ternyata salah ketika ditanyakan ke dokter.
Baca Lainnya :
- Makanan Penyumbang KegemukaN0
- Apakah dia mengalami Depresi? Cek Bicaranya0
- Cokelat Hitam Turunkan Tekanan Darah0
- Orang Beriman Kondisi Fisik n Mentalnya Lebih Sehat0
- 4 Alasan Kenapa Memaafkan Penting Bagi Kesehatan0
Meski survei yang melibatkan 3.000 responden itu sebenarnya dilakukan untuk mengetahui siapa yang mencari informasi kesehatan secara online, tetapi para profesional medis merasa khawatir dengan tren itu.
"Rata-rata tiap orang mengunjungi empat situs lalu memutuskan ia menderita kanker dan akan segera meninggal. Padahal, di internet banyak informasi yang keliru," kata Rahul K Khare, dokter unit gawat darurat dari Northwestern Memorial Hospital.
Menurut Khare, ia sering menemukan pasien yang hidupnya menjadi penuh kecemasan karena mereka merasa menderita penyakit berat setelah mencocokkan gejala yang dirasakannya dengan informasi di internet. (sumber: kompas.com)
